Setiap gelombang baik mekanik maupun
elektromekanik memiliki sifat-sifat tertentu karena pada prinsipnya gelombang
adalah rambatan dari energi getaran. Semua gelombang mekanik maupun gelombang
elektromagnetik mempunyai sifat-sifat gelombang yang sama yaitu dapat
dipantulkan (refleksi), dapat dibiaskan (refraksi), dapat saling
berinterferensi (memadukan), dan mengalami difraksi (pelenturan). Sifat-sifat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemantulan Gelombang (Refleksi)
Pemantulan (refleksi) merupakan peristiwa pengembalian
seluruh atau sebagian dari suatu berkas partikel atau gelombang bila berkas
tersebut bertemu dengan bidang batas antara dua medium (http://sainsmini.blogspot.co.id/2015/03/penjelasan-mengenai-6-sifat-gelombang.html).
Ketika sebuah gelombang menabrak sebuah penghalang
atau sampai di ujung medium yang dirambatinya, paling tidak sebagian dari
gelombang tersebut terpantul. Hal ini dapat dilihat ketika gelombang air yang
terpantul dari batu karang atau sisi kolam renang (Giancoli, 2001).
Untuk pemantulan gelombang bidang dua atau tiga
dimensi, sudut yang dibuat gelombang dating terhadap permukaan pantulan sama
dengan sudut yang dibuat oleh gelombang pantulan. Ini merupakan hokum pantulan:
sudut pantulan sama dengan sudut datang.
“Sudut datang” didefinisikan sebagai sudut yang dibuat sinar datang terhadap
garis yang tegak lurus terhadap permukaan pantulan (atau yang dibuat muka
gelombang dengan tangen permukaan), dan “sudut pantulan” adalah sudut yang sama
tetapi untuk gelombang pantulan (Giancoli, 2001)
Gambar 1. Hukum Pantulan
Untuk mengamati pemantulan gelombang dapat dilakukan dengan
menempatkan balok kaca atau logam pada tangki riak sebagai penghalang gelombang
yang mempunyai muka gelombang lurus. Sinar gelombang tersebut akan dipantulkan
pada saat mengenai dinding penghalang tersebut, sehingga menghasilkan bayangan seperti berikut:
2. Pembiasan Gelombang (Refraksi)
Pembiasan adalah
peristiwa dimana terjadinya pembelokan gelombang. Peristiwa pembelokan
gelombang terjadi karena perubahan panjang gelombang. Perubahan panjang
gelombang terjadi akibat gelombang menjalar atau merambat melalui dua medium
yang berbeda yang mana cepat rambat pada kedua medium itu berbeda. Misalnya
gelombang cahaya dapat merambat dari udara ke air. Di sini, cepat rambat cahaya
berbeda. Cepat rambat cahaya diudara lebih besar daripada cepat rambat cahaya
diair. Oleh karena (λ =
)
maka panjang gelombang cahaya di udara juga lebih besar dari pada di air. Perhatikan
λ sebanding dengan v. Makin besar nilai v makin besar pula nilai λ demikian
juga sebaliknya. Jadi perubahan panjang gelombang dari medium udara ke air ini
yang menyebabkan pembelokan
gelombang (http://tutyphysics.blogspot.co.id/).
Gambar 3. Pembiasan Gelombang
Untuk mempelajari pembiasan
gelombang dapat dilakukan dengan menempatkan balok kaca/logam pada tangki riak
yang seluruhnya berada di dalam air, sehingga akan membedakan kedalaman
permukaan air dalam tangki riak. Hal ini untuk menggambarkan adanya dua medium
rambatan gelombang, permukaan dalam menggambarkan medium yang rapat dan
permukaan air yang dangkal menggambarkan medium yang kurang rapat. Sinar
gelombang yang melewati bidang batas antara kedalaman air terlihat
dibelokkan/dibiaskan di mana front gelombangnya menjadi lebih rapat. Hal ini
menunjukkan adanya perubahan panjang gelombang, akan tetapi frekuensinya tetap
yaitu sama dengan frekuensi sumber getarnya. Dalam pembiasan gelombang berlaku
hukum pembiasan yang menyatakan :“Perbandingan sinus sudut datang
dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap”.
Secara umum dapat dituliskan:
dengan : i = sudut datang gelombang (derajat atau radian)r = sudut bias gelombang (derajat atau radian)λ1 = panjang gelombang pada medium 1 (m)λ2 = panjang gelombang pada medium 2 (m)v1 = cepat rambat gelombang pada medium 1 (m/s)v2 = cepat rambat gelombang pada medium 2 (m/s)n1 = indeks bias medium 1n2 = indeks bias medium 2n2.1 = indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1
3. Interferensi
Interferensi mengacu pada apa yang terjadi ketika dua
gelombang merambat pada bagian yang sama dalam ruang pada saat yang sama
(Giancoli, 2001). Dua gelombang disebut sefase jika kedua gelombang
tersebut memiliki frekuensi sama dan pada setiap saat yang sama memiliki arah
simpangan yang sama pula. Adapun dua gelombang disebut berlawanan fase, jika
kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi sama, dan pada setiap seal yang
sama memiliki arah simpangan yang berlawanan.
Untuk
mengamati interferensi dari dua buah gelombang dapat digunakan sebuah tangki
rink (ripple tank) yang disusun dengan menggunakan dua buah bandul atau sumber
getar yang digetarkan secara bersamaan. Pertemuan kedua gelombang akan
mengalami interferensi.
Gambar 4. Pola Interferensi Gelombang pada Permukaan Air
Jika pertemuan
kedua gelombang tersebut saling menguatkan, maka disebut interferensi maksimum
atau interferensi konstruktif yang dapat terjadi jika pada titik pertemuan
tersebut kedua gelombang sefase. Akan tetapi, jika pertemuan gelombang saling
melemahkan, disebut interferensi minimum atau interferensi destruktif yang
dapat terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombangnya berlawanan
fase. Apabila dua gelombang sefase dan dua gelombang berlawanan fase mengalami
interferensi, akan didapatkan gambar seperti berikut:
Gambar 5. Interferensi
a) maksimum dua gelombang sefase; b) minimum dua gelombang berlawanan fase
4. Difraksi
Difraksi merupakan peristiwa penyebaran atau pembelokan
gelombang pada saat gelombang tersebut melintas melalui bukaan atau
mengelilingi ujung penghalang. Besarnya difraksi bergantung pada ukuran
penghalang dan panjang gelombang.
Untuk menunjukkan adanya difraksi gelombang dapat dilakukan dengan meletakkan penghalang
pada tangki riak dengan penghalang yang mempunyai celah yang lebar celahnya
dapat diatur. Semakin kecil jarak celah maka gelombang yang
dihasilkan juga semakin sedikit dengan ukuran gelombang yang juga sempit
mengikuti ukuran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar